Jumat, 03 Mei 2013

POLITIK ATAU HUKUM PADA TRAGEDI MAY DAY INDRAMAYU


Pemuda Pancasila setau saya adalah organisasi yang terbuka untuk semua partai. Seperti di Indramayu, PP juga di isi beberapa kader dari PDI-P seperti Syamsul Bachri (Majelis Pertimbangan Organisasi - Pemuda Pancasila) dan Agus Darmawan. 
Di Cirebon PP juga menjadi barisan organisasi masyarakat yang selalu menjaga kedaulatan pemerintah. Kita tau kepala pemerintah Kab. Cirebon saat ini adalah kader PDI-P. DI majalengka PP juga pro pemerintah dan menjaga kedaulatan pemerintah Majalengka. Kepala pemerintahan Majalengka Kader PDI-P. Demikian juga di Indramayu, PP juga berusaha mengawal jalannya pemerintahan yang kondusif. Hanya saja kejadian kemarin terjadi ketika Kasbi (organisasi buruh) sedang memperingati May Day, sehingga seolah-olah PP terjadi benturan dengan Kasbi. Dalam pandangan saya, sebenarnya PP terlibat bentrokan dengan BMI yang ikut dalam kendaraan Kasbi dalam aksi demo kemarin. Orasi dari salah satu orator dalam aksi tersebut (Ali Sahali) sudah keluar dari tujuan peringatan May Day itu sendiri. 
Saya sudah perkirakan, benturan ini akan dimanfaatkan terus menerus oleh beberapa orang yang akan maju dalam pileg 2014 untuk menaikkan popularitas. Coba dicermati, dari sekian banyak pemberitaan kejadian kemarin ada beberapa orang yang sangat bersemangat untuk memanaskan suasana, meskipun proses hukum sedang berjalan. Salah satunya adalah Mang Entis (PKS) yang terus memprovokasi setiap postingan. Turunkan Sopanah, turunkan Sopanah...! selalu digelorakan Mang Entis. Jika kita semua berjuang untuk rakyat, maka sebisa mungkin lakukan dengan santun dan bersimpati. Caci maki, hujatan, hasutan dan fitnah selain akan menimbulkan reaksi dari orang yang di caci maki, dihasut, dihujat dan di fitnah, juga membuat masyarakat anti pada demo-demo perubahan. Jangan mudah terprovokasi atas nama perubahan. 
Yakinkah ketika pejuang-pejuang perubahan itu berkuasa akan merubah keadaan lebih baik...? 
apa malah pergantian rezim baru seperti bergantinya rezim orde baru ke orde reformasi menghasilkan koruptor-koruptor baru yang lebih serakah.
Suka ·  · Berhenti Mengikuti Kiriman · Kemarin jam 18:15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar